Senin, 14 September 2015

Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing

LATIHAN SOAL PKn      
 
1.      Melakukan perkerjaan secara bersama-sama disebut ...
2.      Gotong royong membuat pekerjaan yang berat akan menjadi ...
3.      Rukun artinya ...
4.      Kita harus hidup rukun dengan ...
5.      Hidup rukun di lakukan di                  ...         ,           ...         , dan                ...
6.      Belajar dengan adik adalah contoh hidup rukun di ...
7.      Membantu guru membawa buku adalah contoh hidup rukun di ...
8.      Menjenguk tetangga yang sakit adalah contoh hidup rukun di ...
9.      Memberikan apa yang kita miliki pada orang lain disebut ...
10.  Meminjami pensil teman sebangku adalah contoh saling berbagi di ...
11.  Membantu korban bencana alam adalah contoh saling berbagi di ...
12.  Berbagi kue dengan kakak adalah contoh saling berbagi di ...
13.  Membantu seseorang yang kesulitan disebut ...
14.  Tujuan tolong menolong adalah untuk ...
15.  Tolong menolong dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan ...
16.  Tolong menolong dalam kebaikan contohnya ...
17.  Sebutkan 3 contoh hidup rukun di rumah!
a.       ...                          
b.      ...
c.       ...
18.  Sebutkan 3 contoh saling berbagi di sekolah!
a.       ...
b.      ...
c.       ...
19.  Sebutkan 3 contoh tolong menolong dalam kebaikan!
a.       ...
b.      ...
c.       ...
20.  Sebutkan 3 contoh tolong menolong dalam keburukan!
a.       ...
b.      ...
c.       ...


^ selamat belajar ^

Rabu, 02 September 2015

KISAH NABI

NABI IBRAHIM

(Kekasih Allah yang Menjadi Bapak Para Nabi)

   

Ibrahim lahir di Babilonia. Ia adalah putra Azar bin Nahur. Babilonia adalah negeri makmur dan sejahtera di bawah pimpinan raja Namrud yang sangat zalim. Sayangnya, penduduk Babilonia tidak menyembah Allah, mereka malah menyembah patung-patung yang dibuat oleh mereka sendiri.

Ibrahim tinggal di tengah-tengah lingkungan yang buruk. Ayahnya adalah seorang musyrik dan sangat ahli membuat patung-patung sesembahan penduduk Babilonia. Semasa remaja, Ibrahim disuruh untuk menjual patung-patung buatan ayahnya. Ibrahim menolak dengan halus, namun ia juga merasa jengkel atas kemusyrikan ayahnya. Ibrahim berkali-kali membujuk agar ayahnya mau beriman kepada Allah dan meninggalkan patung berhala, tetapi ia malah diusir oleh ayahnya. Ibrahim sangat sedih dan terpaksa meninggalkan rumah.

Ibrahim juga menghadapi raja Namrud yang sangat kejam. Raja Namrud bertanya kepada Ibrahim,

“Siapa Tuhanmu?”.

“Tuhanku adalah Allah. Dialah yang menghidupkan dan mematikan.”

“Kalau hanya itu aku juga bisa.”

Kemudian raja Namrud memenggal satu orang dan membiarkan satu orang lain hidup. Padahal, menghidupkan itu tidak sama dengan membiarkan hidup.

       Ibrahim berdakwah tidak kenal lelah. Bahkan, ia sering berdebat dengan penduduk Babilonia mengenai keesaan Allah. Namun, kata-kata Ibrahim tidak pernah digubris. Ibrahim berpikir bahwa penduduk Babilonia ini memerlukan bukti.

       Orang-orang Babilonia memiliki tradisi, setiap tahun mereka pergi ke kota untuk berkemah, berpesta, makan dan minum yang enak-enak. Ibrahim diajak pergi, namun ia menolak dengan halus. Keadaan sekitar menjadi sangat sepi. Ketika orang-orang tidak ada di rumah, Ibrahim pergi ke tempat patung-patung berhala dengan membawa sebilah kapak. Ibrahim tersenyum, ia merasa geli. 

      Mengapa orang-orang itu menyembah patung dan memberinya makan, padahal makanan itu tak satu pun yang disentuh oleh patung? Ibrahim menghancurkan seluruh patung-patung berhala itu dan menyisakan satu patung saja. Sengaja Ibrahim mengalungkan kapak pada berhala yang paling besar agar orang-orang mengira bahwa patung itulah yang membuat ulah.

Keesokan harinya, setelah orang-orang telah kembali untuk menyembah patung, mereka terkejut bercampur marah.

“Siapa yang menghancurkan semua ini?”

“Aku tahu, ini pasti perbuatan Ibrahim. Kita seret saja dia, bawa ke tempat terbuka.”

“Setuju.”

Mereka menyeret Ibrahim untuk diarak keliling kota. Orang-orang ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.

       “Ibrahim, kamu yang merusak patung-patung itu?”

“Patung besar itu yang melakukannya. Lihat saja di pundaknya ada kapak. Kalian bisa menanyainya.”

       “Mana mungkin patung bisa bicara.”

“Kalau tidak bisa bicara, lalu mengapa kalian menyembah patung-patung itu? Sadarlah, kembalilah kepada Allah.”

       Semua orang bungkam tidak bisa menjawab. Meskipun begitu, Ibrahim ditetapkan bersalah. Ia dihukum untuk dibakar hidup-hidup. Orang-orang membawa kayu bakar sangat banyak. Ibrahim diikat kemudian dimasukkan ke dalam tumpukan kayu. Ibrahim tetap bersabar dan memohon pertolongan Allah. Api menjalar membakar kayu sampai habis. Orang-orang mengira Ibrahim telah mati terbakar. Kemudian Ibrahim muncul dari kepulan asap. Atas mukjizat Allah, Ibrahim selamat dan tidak terbakar sedikitpun. Orang-orang tidak percaya bahwa Ibrahim bisa selamat dari kobaran api. Beberapa orang mulai meragukan Tuhan-tuhan mereka.

       Ibrahim benar-benar seorang nabi. Ini sudah terbukti dan banyak orang menjadi saksi. Tidak mempan dibakar api adalah mukjizat yang diberikan Allah kepada Ibrahim. Lain halnya, para pemuka masyarakat tampak kecewa dan marah. Hati masyarakat mulai terbuka dan memikirkan ajakan Ibrahim untuk beriman kepada Allah.


 


 ^^Wallahua'lam bish shawabi^^

PUISI



AKU RINDU NASI JAGUNGMU, MAK
Karya: Rini Tri Puspohardini

Mak,
Buat orang-orang
Nasi jagung hanya ada di tembang caping gunung
Tidak bagiku, Mak
Dia kuatkan hari-hari di masa kanakku
Bersama gereh petek dan sayuran seadanya
Yang kaudapat dari ladang
Sembari mencari rumput bagi anak-anak domba
Yang tak pernah istirahat mulutnya

Mak,
Masih hangat rasanya
Seperti sore kemarin saja
Aku duduk di kursi mungil yang pecah satu sisinya
Menunggu tanak masakan
Menyorongkan kayu
Agar tak mati tungkumu
Tapi malah kelewatan
Kujejalkan hingga lubangnya penuh abu

Oh Mak,
Barangkali dulu aku berjingkrak-jingkrak
Tatkala nasi diangkat
Diratakan di tampah
Atau lantaran saking gembiraku
Hingga menyenggol dian di tumang
Tumpah minyaknya menggegerkan
Sebab api yang berkobar menyambar kaki dipan
Tempat duduk bapak

Mak,
Aku rindu nasi jagungmu
Bukan cuma buat dongeng di masa tua
Bukan karena aku hidup di kota
Bukan, ...

Aku rindu nasi jagungmu
Namun lebih rindu
Akan ikhlasmu